STISA ASH-SHOFA
Kampus : Jl. Cihaur No. 18 Dusun Pasirpanjang Rt.003 Rw.002 Desa Kalimanggis Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat - 46197
Selasa, 04 Oktober 2016
Buku Panduan Penyusunan Skripsi
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pengantar
Skripsi yang menjadi salah satu syarat bagi mahasiswa dalam
menyelesaikan program S1 adalah sutu hasil karya ilmiah yang proses
penyusunannya harus sesuai dengan metodologi dan prosedur penelitian ilmiah,
dari mulai perencanaan (pembuatan desain penelitian), pengumpulan dan analisis
data, sampai pada proses penulisannya menjadi sebuah skripsi.
Buku panduan penyusunan skripsi dilingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah
Wal Aqidah Ash-Shofa Manonjaya Tasikmalaya ini dibuat sebagai acuan mahasiswa
dalam penyusunan skripsi. Dengan buku panduan ini diharapkan kesulitan-kesulitan
mahasiswa dalam memahami metodelogi dan prosedur penelitian ilmiah yang cukup
beragam dapat ditekan dan dikurangi, sehingga dapat mempermudah dan
memperlancar penyusunan skripsi mereka.
Meskipun buku ini lebih banyak memuat petunjuk-petunjuk yang
bersifat teknis, namun dibahas pula tentang petunjuk-petunjuk lain yang
bersifat metodelogis. Kendati demikian, mahasiswa tidak cukup hanya berpedoman
pada buku ini semata; karena penyusunan skripsi tidak lain adalah suatu
aktivitas penelitian ilmiah, maka para mahasiswa yang akan menyusun skripsi,
harus sudah lulus pada mata kuliah metodelogi penelitian
B.
Wilayah Penelitian Penyusunan Skripsi
Disiplin ilmu-ilmu keislaman yang dikembangkan di ASH-SHOFA
MANONJAYA Tasikmalaya, sesuai dengan Fakultas dan Jurusan yang ada mencakup :
1.
Jurusan Syari’ah,
terdiri dari :
a.
Prodi
Ahwal Al-Syakhsiyyah (AS)
2.
Jurusan Ushuludin,
terdiri dari :
a.
Prodi Ilmu Aqidah (IA)
Semua disiplin ilmu-ilmu keislaman yang dikembangkan dilingkungan Sekolah
Tinggi Ilmu Syari’ah Wal Aqidah Ash-Shofa Manonjaya tersebut, sekaligus
merupakan wilayah dan dan sasaran (subjek matter) penelitian untuk
penyusuna skripsi yang secara kategoris dibagi kedalam dua bagian, yaitu :
Pertama : wilayah atau
sasaran penelitian yang berupa teks-teks, ajaran-ajaran, gagasan-gagasan,
pandangan-pandangan, prinsip-prinsip, generalisasi-generalisasi, serta produk-produk
penafsiran dan pemikiran atas teks-teks tersebut. Wilayah penelitian jenis
pertama ini berkairan dengan islam sebagai teks dan ajaran lebih bersifat
normamtif dan doktriner.
Kedua : wilayah atau
sasaran penelitian yang berupa gejala atau penomena keagamaan, rangkaian
peristiwa, gejala sosial keagamaan, institusi dan organisasin keagamaan,
perilaku kegamaan manusia, baik individu maupun kelompok (Mattulada, 1989:1)
wilayah penelitian jenis kedua ini berkaitan dengan penomena sosial keagamaan
yang bersifat dinamis, faktual dan empirik.
Buku panduan ini tidak banyak berarti bagi mahasiswa yang tidak
memahami seluk-beluk metodologi penelitian ilmiah. Oleh karena itu, untuk
melengkapi pandian ini, mahasiswa perlu membaca dan menelaah buku-buku
metodelogi penelitian, terutama yang sesuai dengan disiplin ilmu yang
dikembangkan di jurusan atau program studi masing-masing.
BAB
II
PROPOSAL
PENELITIAN UNTUK PENELITIAN SKRIPSI
Pembuatan proposal penelitian merupakan salah satu tahap yang tahap
yang sangat penting dalam pelaksanaan penelitian untuk penyusunan skripsi.
Secara umum, hal-hal yang berkaitan dengan penelitian yang akan
dilaksanakannya, sehinngga dengan perencanaan tersebut, penelitian tidak akan
mengalami kendala dilapangan, karena segala sesuatusudah direcanakan dan
dipertimbangkan dengan baik.
Proposal penelitian dilingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Wal
Aqidah Ash-Shofa Manonjaya Tasikmalaya
harus memuat unsur-unsur dibawah ini :
1.
Judul
Penelitian
2.
Latar
Belakang Masalah
3.
Perumusan
Masalah
4.
Tujuan
Penelitian
5.
Kegunaan
Penelitian
6.
Tinjauan
Pustaka
7.
Kerangka
Pemikiran
8.
Hipotesis
(jika ada)
9.
Langkah-langkah
Penelitian
10.
Daftar
Pustaka
A.
Judul Penelitian
Judul skripsi sebaiknya disusun secara ringkas, jelas dan dapat
menggambarkan isi dari sebuah penelitian. Dalam judul penelitian ini,
setidaknya dapat mengungkapkan masalah yang diteliti. Dalam penelitian
kuantitatif, umumnya judul menunjukan minimal hubungan antara dua variabel.
Beberapa judul dibawah ini dapat dijadikan sebagai contoh :
·
Ahli
waris pengganti (Kajian Perbandingan terhadap Penalaran Hazairin dan Penalaran
Fiqh Madzhab).
·
Konsep
Keadilan dalam Al-Qur’an dan Implikasinya terhadap Tanggungjawab Moral
B.
Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah yang dimaksud di sini adalah latar belakang
masalah penelitian, yang berfungsi sebagai pengantar munculnya masalah
penelitian. Latar belakang masalah sangat penting dalam sebuah penelitian,
mengingat bahwa pada hakikatnya suatu masalah tidak pernah berdiri sendiri dan
terisolasi dari faktor-faktor lain. Suatu gejala tidak disebut sebagai masalah
penelitian apabila gejala tersebut tidak memiliki konteks ruang maupun waktu.
Latar belakang masalah penelitian menggambarkansebuah atau beberapa
gejala yang dijadikan sebagai masalah penelitian menurut konteks yang melatar
belakanginya. Konteks yang melatar belakangi suatu masalah penelitian bisa
berupa latar belakang kebudayaan, ekonomi, politik, psikologis dan lain
sebagainya.
Bila seorang peneliti atau seorang mahasiswa Fakultas Syari’ah
berminat pada masalah pendapat ulama di daerah pedesaan tentang ahli waris
pengganti, ia dapat menyusun latar belakang masalah berdasarkan konteks yang
melatarbelakangi munculnya pendapat tentang ahli waris pengganti tersebut.
Konteks yang melatarbelakangi munculnya pendapat tentang ahli waris pengganti
tersebut bisa berupa latar belakang pendidikan sang ulama, latar belakang atau
konteks sosial, ekonomi, budaya, politik dimana ulama itu hidup, serta
konteks-konteks lain yang memiliki tautan dengan munculnya pendapaat tersebut.
Bila seorang mahasiswa fakultas tarbiyah berminat dengan masalah
tentang hubungan antara persepsi siswa tentang hukum
dengan disiplin mereka dalam mengerjakan tugas-tugas guru; maka ia dapat
merekonstruksi konteks-konteks psikologis, pergaulan, sosial, budaya dan
lain-lain, yang dipandang melatarbelakngi masalah tersebut.
Bila penelitian pada fakultas dakwah tertarik dengan permasalahan
tentang efetivitas pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan disebuah lembaga
pendidikan, penelitian dapat mengungkapkan berbagai konteks yang dipandang
menjadi latar belakang permasalahan tersebut..
Dalam latar belakang masalah ini, penelitian harus mengungkapkan
ketertarikan terhadap masalah yang akan
diteliti, sehingga dia termotivasi untuk meneliti masalah tersebut, dan tidak
memilih masalah yang lain.
C.
Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah ini memuat tiga bagian, yaitu : 1)
identifikasi masalah, 2) pembatasan masalah, dan 3) rumusan masalah. Tetapi
bisa juga perumusan masalah bisa memuat dua bagian, yaitu identifikasi masalah
dan rumusan masalah. Hal ini tergantung pada permasalahan yang diteliti.
Identifikasi masalah adalah suatu tahap permulaan dari penguasaan
peneliti terhadap masalah dimana suatu objek dalam suatu jalinan tertentu dapat
dikenali sebagai suatu atau beberapa masalah. Tahap identifikasi masalah ini
dapat dilakukan oleh peneliti melalui pengamatan secara empiris terhadap
masalah yang akan diteliti, menelaah berbagai sumber bacaan, terutama bacaan
yang berisi laporan penelitian, hasil kegiatan seminar, diskusi dan pertemuan
ilmiah lainnya; pernyataan dari pemegang otoritas; pengalaman pribadi, bahkan
juga bisa dari perasaan intuitif.
Melalui sumber-sumber tersebut, peneliti mengajukan berbagai
pertanyaan yang relevan, yang berkaitan dengan suatu gejala, obejek, sasaran
atau subject matter yang diminatinya. Peneliti yang berminat dengan
objek penelitian tentang pendapat ulama di daerah pedasaan tentang ahli
waris pengganti, misalnya dapat melakukan identifikasi maslah dengan
mengajukan beberapa pertanyaan seperti : Bagaimana pendapat mereka tentang ahli
waris pengganti? Bagaimana karakteristik ijtihad mereka ? Apakah pendapat
mereka itu sesuai dengan kaidah-kaidah ijtihad yang disepakati oleh sebagian
besar ulama? Mengapa mereka berpendapat demikian? Apa yang menjadi latar belakang sehingga mereka berpendapat
demikian? Dalam konteks sosial, ekonomi, politik dan budaya apa, sehingga mereka
berpendapat demikain? Metode-metode ijtihad apa yang digunakan atau yang
dominan sehingga mereka berpendapat demikian? Apakah ada pengaruh dari ulama
lain, baik langsung ataupun tidak langsung menyebabkan mereka berpendapat
demikian? Pengaruh-pengaruh apa yang ditimbulkan oleh pendapat mereka tersebut?
Serta pertanyaan-pertanyaan lain yang relevan.
Peneliti yang berminat dengan objek penelitian tentang hubungan
antara persepsi siswa tentang hukuman dengan kedisiplinan mereka dalam
mengerjakan tugas-tugas guru, dapat mengidentifikasi permasalahan dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
seperti : Bagaimana persepsi siswa tentang hukuman? Bagaimana tingkat
kedidsiplinan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas guru? Apakah terdapat
hubungan antara persepsi siswa tentang hukuman dengan kedisiplinan mereka dalam
mengerjakan tugas-tugas guru? Kalau terdapat hubungan, bagaimana hubungannya,
positif atau negatif? Tinggi, sedang atau rendah? Faktor-faktor apa yang
mendorong kedisiplinan siswa? Serta pertanyaan-pertanyaan lain yang sesuai.
Atau peneliti berminat dengan masalah efektivitas pelaksanaan
bimbingan dan penyuluhan disebuah lembaga pendidikan, ia dapat melakukan
dengan identifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
relevan seperti : Bagaimana pelakasanaan bimbingan dan penyuluhan lembaga
pendidikan tersebut? Apakah pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan tersebut sudah
sesuai dengan kaidah kaidah-kaidah bimbingan dan penyuluhan? Apakah aktivitas
bimbingan dan penyuluhannya secara efektif dapat mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotorik siswa? Bagaimana persepsi siswa terhadap
kegiatan bimbingan dan penyuluhan? Apakah terdapat pengaruh yang signifikan
antara kegiatan bimbingan dan penyuluhan dengan peningkatan belajar siswa?
Pengaruhnya bagaimana, positif atau negatif? Tinggi atau rendah? Dan lain-lain
Denan kata lain, peneliti sesungguhnya dapat mengajukan berbagai
pertanyaan dalam berbagai proses identifikasi masalah atau suatu gejala, objek
atau sasaran penelitian. Dengan memahami masalah sebagai adanya keragaman gejala-gejala
atau kesenjangan antara das sollen (kondisi
yang ada) dengan das sein (realitas yang sesungguhnya) terhadap suatu
objek, gejala atau subject matter penelitian, maka peneliti akan
menemukan banyak pertalian masalah dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan
yang relevan. Tetapi bisa jadi, dan ini amat jarang, proses identifikasi
masalah hanya menemukan satu jenis masalah pada suatu gejala atau objek
tertentu
Setelah penelitian melakukan identifikasi masalah, langkah
selanjutnya adalah melakukan pembatasan masalah. Pembatasan masalah ini amat
diperlukan mengingat :
1.
Tidak
semua masalah yang teridentifikasi layak untuk diteliti
2.
Jika
masalah yang teridentifikasi ternyata sangat banyak, maka penelitian perlu
membatasinya, dengan mempertimbangkan aspek masalahnya itu sendiri maupun dari
aspek calon penelitinya
Pertimbangan dari aspek masalahnya dilakukan seobjeketif mungkin,
sehingga penelitian masalah tersebut dapat mengembangkan teori dalam bidang
yang bersangkutan dengan dasar teoritis
penelitiannya, serta sumbangannya dalam memecahkan problem-problem
praktis. Itulah sebabnya peneliti harus benar-benar mempertimbangkan suatu
masalah sesuai dengan konteksnya; karena suatu masalah layak diteliti dalam
konteks tertentu, tetapi bisa jadi tidak layak dalam konteks yang lain
Sedangkan pertimbangan dari aspek calon peneliti dilakukan untuk
mengetahui sesuai atau tidaknya calon peneliti untuk membahas atau meneliti
masalah tersebut. Setidaknya ada beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan
berkenaan dengan aspek calon peneliti ini, yaitu :
1.
Bekal
kemampuan teoritis calon peneliti
2.
Penguasaan
peneliti atas metode yang diperlukan
3.
Alat-alat
dan perlengkapan yang tersedia
4.
Waktu
yang dapat digunakan
5.
Biaya
yang tersedia
Contoh pembatasan masalah :
Pertama, penelitian
atas objek tentang pendapat ulama di daerah pedesaan tentang ahli waris
pengganti, yang telah teridentifikasi masalah-maslahnya seperti yang telah
dijelaskan di atas :
1.
Bagaimana
pendapat mereka tentang ahli waris pengganti ?
2.
Bagaimana
karakteristik ijtihad mereka ?
3.
Apakah
pendapat mereka itu sesuai dengan kaidah-kaidah ijtihad yang disepakati oleh
sebagian besar ulama ?
4.
Mengapa
mereka berpendapat demikian ?
5.
Apa
yang mejadi latarbelakang sehingga mereka berpendapat demikian ?
6.
Dalalm
konteks sosial,ekonomi, politik dan budaya apa sehingga mereka berpendapat
demikian ?
7.
Metode-metode
ijtihad apa yang digunakan atau yang dominan sehingga mereka berpendapat
demikian ?
8.
Apakah
ada pengaruh dari pendapat ulama lain, baik langsung atau langsung yang menyebabkan
mereka berpendapat demikian ?
9.
Pengaruh-pengaruh
apa yang ditimbulkan oleh pendapat mereka tersebut?
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, peneliti dapat membatasi
masalah yang diteliti hanya pada masalah : 1) Bagaimana pendapat mereka tentang
ahli waris pengganti ? 2) Metode-metode ijtihad apa yang digunakan atau yang
dominan sehingga mereka berpendapat demikian ?
Kedua : penelitian
atas objek tentang hubungan antara persepsi siswa tentang hukuman dengan
kedisiplinan mereka dalam mengerjakan tugas-tugas guru, yang telah
teridentifikasi masalah-malasahnya :
1.
Bagaimana
persepsi siswa tentang hukuman ?
2.
Bagaiman
tingkat kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas guru ?
3.
Apakah
terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang hukuman dengan kedisiplinan
mereka dalam mengerjakan tugas-tugas guru ?
4.
Kalau
terdapat hubungan, bagaimana hubungannya, positif atau negatif ?
5.
Hubungan
tinggi, sedang atau rendah ?
6.
Faktor-faktor
apa yang mendukung kedisiplinan siswa ?
Dengan pertimbangan-pertimbangan di atas, peneliti misalnya dapat
membatasi permasalahan yang akan diteliti hanya pada : 1) Bagaimana persepsi
siswa tentang hukuman? 2) Bagaimana tingkat kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas guru? 3) Apakah
terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang hukuman dengan kedisiplinan
mereka dalam mengerjakan tugas-tugas guru ?
Ketiga : Penelitian
atas objek tentang efektivitas pelaksanaan bimbingan dan penuluhan disebuah
lambaga pendidikan, dan telah teridentifikasi masalah-masalahnya :
1.
Bagaimana
pelakasanaan bimbingan dan penyuluhan lembaga pendidikan tersebut?
2.
Apakah
pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan tersebut sudah sesuai dengan kaidah
kaidah-kaidah bimbingan dan penyuluhan?
3.
Apakah
aktivitas bimbingan dan penyuluhannya secara efektif dapat mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa?
4.
Bagaimana
persepsi siswa terhadap kegiatan bimbingan dan penyuluhan?
5.
Apakah
terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan bimbingan dan penyuluhan
dengan peningkatan belajar siswa?
6.
Pengaruhnya
bagaimana, positif atau negatif? Tinggi atau rendah?
Dari masalah-masalah yang teridentifikasi tersebut, peneliti
membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada masalah : Apakah terdapat
pengaruh yang signifikan antara kegiatan bimbingan dan penyuluhan dengan
peningkatan belajar siswa ?
Bila ternyata proses identifikasi masalah hanya menemukan satu
jenis masalah pada suatu gejala atau objek tertentu, maka tidak diperlukan lagi
pembatasan masalah, sehingga dapat dilanjutkan dengan merumuskan masalah penelitiannya
Rumusan masalah merupakan
upaya untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-pertanyaan apa saja yang
ingin diketahui jawabannya. Rumusan masalah dijabarkan dari identifikasi
masalah yang akan menjadi penuntun bagi langkah-langkah selanjutnya. Rumusan
masalah yang baik setidaknya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a.
Rumusan
masalah jelas dan spesifik
b.
Dirumuskan
dalam bentuk kalimat tanya
c.
Rumusan
tersebut memberi petunjuk tentang landasan dan kerangka teoritis yang
diperlukan, metode penelitian yang akan digunakan, serta rencana pengumpulan
data yang diperlukan
Meskipun pada proses identifikasi dan pembatasan masalah yang sudah
tergambarkan mengenai rumusan masalah, namun perlu lebih ditegaskan dan
dikhusukan (spesifik) masalah yang akan ditelitinya melalui rumusan
masalah
Contoh pada pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas,
yaitu : (1) bagaimana persepsi siswa tentang hukuman, dan (2) apakah terdapat
hubungan yang positif antara persepsi siswa tentang hukuman dengan kedisiplinan
mereka dalam mengerjakan tugas-tugas guru ? perlu dirumuskan secara lebih
spesifik dan jelas, sehingga menjadi :
1.
Bagaimana
persepsi siswa kelas IX MTs Darusalam tentang hukuman yang diberikan oleh guru
?
2.
Apakah
terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa kelas IX MTs Darusalam
tentang hukuman yang diberikan oleh guru dengan kedisiplinan mereka dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru ?
Dari rumusan masalah tersebut, maka penelitiannya manjadi jelas dan
spesifik (populasinya diketahui secara jelas dan spesifik), demikian pula
teknik pengumpulan datanya sudah dapat
diperkirakan (kuesioner atau angket, telaah data sekunder dan lain-lain)
Contoh lain dari perumusan masalah : 1) Bagaimana pendapat ulama
desa dewasari kecamatan cijeunjing tentang ahli waris pengganti ? 2) Metode
ijtihad apa yang digunakan atau yang dominan
sehingga mereka berpendapat demikian ?. penyebutan desa dan kecamatan
pada rumusan masalah tersebut dimaksudkan agar masalah penelitian menjadi jelas
dan spesifik.
Namun jika dalam pembatasan masalah peneliti sudah dapat
memperkirakan tentang landasan dan kerangka teoritis yang diperlukan, metode
penelitian yang akan digunakan, serta rencana dalam pengumpulan data yang
diperlukan, maka rumusan masalah hanya diperlukan untuk memperjelas dan
mempertegasnya kembali
D.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan pernyataan mengenai ruang lingkup dan
kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Dengan
kata lain, tujuan penelitian merupakan lanjutan dari perumusan masalah. Oleh
karena itu tujuan penelitian harus memiliki kaitan dengan rumusan masalah.
Tujuan penelitian ini dibuat dengan menggunakan kalimat aktif atau pasif, sebagai pengganti dari
pertanyaan-pertanyaan penelitian yang ada pada rumusan masalah.
Tujuan penelitian biasanya dimulali dengan kalimat : “Tujuan
penelitian ini adalah untuk...” atau “Penelitian ini bertujuan untuk...”.
Kata-kata kerja pembuka yang biasa digunakan adalah : untuk mengetahui,
menemukan, menjelaskan, menganalisis, menguraikan, menilai, menguji,
membandingkan, mengetahui hubungan antara, memperoleh data, meneliti pengaruh,
meneliti efek dan lain sebagainya
Sebagai contoh dari rumusan masalah : Bagaimana persepsi siswa
kelas IX MTs Darusalam tentang hukuman yang diberikan oleh guru ? Apakah
terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa kelas IX MTs Darusalam
tentang hukuman yang diberikan oleh guru dengan kedisiplinan mereka dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru ? peneliti dapat menyusun
tujuan penelitiannya sebagaiberikut :
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui persepsi siswa kelas IX MTs Darusalam tentang hukuman yang diberikan
oleh guru
2.
Untuk
menemukan hubungan antara persepsi siswa kelas IX MTs Darusalam tentang hukuman
yang diberikan oleh guru dengan kedisiplinan mereka dalam mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh guru ?
E.
Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian menyatakan kemungkinan yang dapat dipetik dari
pemecahan masalah yang di dapat dari penelitian. Kegunaan penelitian juga dapat
disebut dengan signifikansi penelitian. Secara umum, kegunaan penelitian
diarahkan pada dua jenis kegunaan.
Pertama, kegunaan yang
bersifat ilmiah, yaitu manfaat yang diambil dari hasil penelitian untuk
pengembnagan ilmi pengetahuan
Kedua, kegunaan yang
bersipat praktis, yaitu sejauhmana kegunaan penelitian untuk memecah
problem-problem praktis yang dihadapi masyarakat. Kegunaan yang bersifat
praktis ini juga diarahkan sebagai bahan masukan dalam suatu proses pengambilan
keputusan.
Contoh : setelah masalah 1) Bagaimana pendapat ulama desa dewasari
kecamatan cijeunjing tentang ahli waris pengganti ? 2) Metode ijtihad apa yang
digunakan atau yang dominan sehingga
mereka berpendapat demikian ?, dijawab melalui proses penelitian. Hasil
pemecahan masalah tersebut dapat digunakan untuk :
1.
Kegunaan
secara ilmiah
a.
Dapat
digunakan sebagai landasan teoritis dalam memahami karakter ijtihad para ulama
didaerah pedesaan.
b.
Landasan
teori tersebut juga dapat terus diuji validitasnya sehingga ditemukan
generalisasi-generalisasi baru yang dapat mendeskripsikan karakteristik ijtihad
para ulama di daerah pedesaan
2.
Kegunaan
secara praktis
a.
Hasil
penelitian tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah problem-problem
pembagian harta waris, terutama untuk kasus-kasus kewarisan yang sama.
b.
Hasil
penelitian tersebut dapat juga berguna untuk membuat kebijakan dibidang hukum
waris
F.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka tiada lain adalah sebagai upaya untuk merumuskan
landasan teoritis yang akan digunakan dalam memecahkan masalah yang telah
dirumuskan. Dalam hal ini, peneliti perlu mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi
penelitian yang ia lakukan, terutama agar suatu penelitian memiliki landasan
yang kokoh dan tidak hanya sekedar
coba-coba (trial and error). Untuk itulah perlu dilakukan telaah
kepustakaan atau tinjauan pustaka.
Sumber kepustakaan secara garis besarnya dapat dibedakan ke dalam
dua kelompok, yaitu : 1) sumber acuan
umum, 2) sumber acuan khusus (Suryabrata, 1992:66). Teori-teori dan
konsep-konsep pada umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan umum, yaitu
kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedi, monograf dan lain
sebagainya. Sedangkan generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari kesimpulan
hasil-hasil penelitian terdahulu. Hasil-hasil penelitian terdahulu ini dapat
ditemukan dalam sumber acuan khusus, seperti laporan-laporan penelitian, jurnal
penelitian, bulletin penelitian, skripsi, tesis, disertasi dan lain sebagainya.
Sumber acuan suatu tinjauan pustaka atau telaah kepustakaan,
setidaknya harus memenuhi prinsip kemutakhiran (recency) dan prinsip
keterkaitan (relevance). Peneliti sedapat mungkin mengemukakan
teori-teori dari sumber-sumber mutakhir, sebab teori-teori dan konsep-konsep
lama bisa jadi suadah tidak digunakan lagi, karena kebenarannya sudah dibantah
oleh teori-teori atau konsep-konsep yang lebih baru. Untuk jenis penelitian
historis atau penelitiaan terhadap objek hukum, atau hasil ijtihad ulama salaf,
prinsip recency ini tidak menjadi persyaratan dalam penyusunan tinjauan
pustaka.
Selain prinsip kemutakhiran, peneliti juga harus menyusun
teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah penelitian. Relevansi
antara landasan teoritis dengan masalah penelitian sangat penting, agar teknik
pemecahan masalah penelitian menjadi terarah.
Bagi peneliti yang tertarik dengan objek “ hubungan antara
persepsi siswa terhadap hukuman dengan kedisiplinan mereka dalam melaksanakan
tugas-tugas guru” ia harus melakukan telaah kepustakaan terutama yang
berkaitan dengan teori-teori atau konsep-konsep tentang persepsi, konsep
hukuman dalam dunia pendidikan, serta konsep pembentukan prilaku
disiplin. Konsep-komsep tersebut harus bersifat mutakhir dan relevan. Oleh
karena itu, tatkala peneliti menyusun landasan teoritis (pada bab II) yang
diambil dari berbagai pendapat para ahli dari berbagai sumber, harus selalu
mengontrol apakah teori-teori yang dikemukakan tersebut berhubungan dengan
masalah penelitian atau tidak.
Sedangkan peneliti yang tertarik dengan subject matter “pendapat
ulam di daerah pedesaan tentang ahli waris pengganti“, ia dapat melakukan
telaah kepustakaan sehingga ditemukan pendapat-pendapat ulama atau hasil-hasil
ijtihad ulama tentang ahli waris pengganti, wasiat wajibah, dan
lain-lain, baik pendapat ulama klasik maupun kontemporer.
G.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang dimaksud di sini adalah kerangka teori dan
atau kerangka penalaran. Kerangka penalaran adalah urutan penalaran yang akan
digunakan dalam pemecahan masalah. Kerangka pemikiran itu harus berbentuk
operasional yang diturunkan dari satu atau beberapa teori atau
pernyataan-pernyataan logis yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
Kalau pada tinjauan pustaka peneliti melakukan telaah kepustakaan
terhadap teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang relevan
dengan masalah penelitian, maka pada kerangka pemikiran ini, peneliti menyusun
suatu kerangka pemikiran dengan menggunakan argumen logis berdasarkan
teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang ada pada tinjauan
pustaka.
Agar sebuah kerangka pemikiran meyakinkan, maka argumentasi yang
disusun tersebut harus memenuhi beberapa persyaratan, sebagaimana dikemukakan
oleh suriasumantri (1999:320-321) yaitu :
1.
Teori-teori
yang dipergunakan dalam membangun kerangka pemikiran harus merupakan pilihan
dari teori-teori yang dikuasai oleh peneliti secara lebih lengkap (the state
of art) dengan mencakup perkembangan-perkembangan terbaru.
2.
Analisis
filsafati dari teori-teori keilmuan yang difokuskan kepada cara berfikir
keilmuan yang mendasari pengetahuan tersebut
dengan pembahasan secara eksplisit mengenai postulat, asumsi dan prinsip
yang mendasarinya.
3.
Mampu
mengidentifikasi masalah yang timbul sekitar disiplin keilmuan tersebut.
Kekuatan utama kerangka pemikiran terletak pada argumentasi yang
logis, ynag bisa disusun dengan menggunakan skema atau bagan alur pikir.
Penelitian yang memiliki rumusan masalah : Bagaimana persepsi siswa
kelas IX MTs Darussalam tentang hukuman yang diberikan oleh guru ? Apakah
terdapat hubungan yang positif antara persepsi siswa kelas IX MTs Darussalam
tentang hukuman yang diberikan oleh guru dengan kedisiplinan mereka dalam
mengerjakan tugas-tugas guru ?; dapat disusun sebuah kerangka pemikiran yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang tercakup dalam penelitian tersebut.
Untuk masalah pertama (Bagaimana persepsi siswa kelas IX MTs Darussalam tentang
hukuman yang diberikan oleh guru ?),peneliti dapat membuat kerangka pemikiran
berdasarkan alur pemikiran, misalnya sebagai berikut :
Skema kerangka pemikiran I
IQ siswa
Kondisi kejiwaan
siswa
Motivasi
siswa
|
Proses belajar
mengajar
|
siswa
|
Persepsi
siswa tentang hukuman
|
Lingkungan
keluarga
Lingkungan
sekolah
Lingkungan
masyarakat
|
Dari skema tersebut, kerangka berfikir dapat dijelaskan secara argumentatif
sebagai berikut : Persepsi siswa tentang hukuman, akan dipengaruhi oleh
keberadaan siswa sebagai input dan dipengaruhi pula oleh proses belajar
mengajar selama masa studi siswa. Selain kedua faktor yang dipandang
berpengaruh terhadap persepsi siswa tentang hukuman, juga dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain; seperti IQ siswa, kondisi kejiwaan dan motivasi siswa
(faktor internal); serta kondisi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat (faktor eksternal).
Argumen tersebut tentu harus berdasarkan pada kajian teoritis yang
memadai, yang terdapat dalam tinjauan pustaka.
Sedangkan untuk masalah kedua ( Apakah terdapat hubungan yang
positif antara persepsi siswa kelas IX MTs Darussalam tentang hukuman yang
diberikan oleh guru dengan kedisiplinan mereka dalam mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan oleh guru)kerangka berfikirnya dapat dibuat misalnya sebagai
berikut:
Persepsi
siswa tentang hukuman
|
Persepsi
siswa tentang hukuman
|
IQ siswa
Kondisi Kejiwaan
Motivasi siswa
Lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat
|
Dengan skema tersebut dapat disusun argumen bahwa kedisiplinan
siswa dipengaruhi oleh persepsi mereka tentang hukuman, juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain seperti : IQ siswa, kondisi kejiwaaan siswa, dan motivasi
siswa (faktor internal); serta kondisi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah
dan lingkungan masyarakat (faktor eksternal).
H.
Hipotesis (jika ada)
Tidak selamanya suatu penelitian untuk penysunan skripsi
menggunakan hipotesis. Namun demikian, kebanyakan peneliitian kuantitatif
selalu memuat hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang akan diteliti,
yang merupakan instrumen kerja dari teori, yang disusun berdasarkan argumen
logis yang ada pada kerangka pemikiran. Sebagai hasil dari deduksi teori,
hipotesis lebih bersifat spesifik, sehingga lebih siap untuk diuji secara
empiris.
Suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataa yang
menghubungkan antara dua variabel atau
lebih. Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit maupun
inplisit. Selain itu, hipotesis juga harus dapat memberikan gambaran bagaimana
benetuk hubungan tersebut, apakah positif atau negatif, tinggi, sedang atau rendah, berbeda tidak
berbeda, serta memberikan petunjuk bagaimana cara mengujinya.
Sebagai contoh : dari kerangka pemikiran yang telah dibangun oleh
peneliti, selanjutnya disusun suatu hipotesis, misalnya :
Ho : tidak terdapat hubungan positif antara persepsi siswa kelas IX
MTs Darusalam tentang hukuman dengan kedisiplinan mereka dalam mengerjakan
tugas-tugas dari guru
Hipotesis nol (Ho) tersebut diajukan jika dalam kajian teoritis
ditemukan kecenderungan tidak adanya hubungan positif antara persepsi siswa
dengan kedisiplinan mereka dalam mengerjakan tugas-tugas dari guru. Tetapi jika dalam kajian teoritis
ditemukan kecenderungan adanya teori-teori yang menyatakan terhadap hubungan
positif antara persepsi siswa dengan kedisiplinan mereka, maka penelitian
menggunakan hipotesis kerja (H1) yang berbunyi :
H1 : terdapat hubungan positif antara persepsi kelas IX
MTs Darusalam tentang hukuman dengan kedisiplinan mereka dalam mengerjakan
tugas-tugas dari guru. Dengan demikian, meskipun hipotesis ini mermupakan
dugaan dan kesimpulan sementara, peneliti tidak boleh seenaknya menyatakan
hipotesis tanpa didukung oleh teori-teori yang dikemukakan dalam tinjauan
pustaka
Namun demikian, penelitian juga dapat mengajukan kedua jenis
hipotesis tersebut (H0 dan H1) secara bersama-sama
(Suriasumatri, 1999:330)
I.
Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah atau bisa juga disebut dengan prosedur penelitian
ini dalam sebuah proposal penelitian setidaknya mencakup :
·
Lokasi
dan waktu penelitian
·
Variabel
penelitian
·
Populasi
dan sampel
·
Metode
penelitian
·
Tenik
pengumpulan data
·
Sistematika
penulisan
1.
Lokasi
dan waktu penelitian
Dalam proposal penelitian,
peneliti harus menyebutkan lokasi dimana suatu penelitian dilakukan. Lokasi
penelitian harus disebutkan secara jelas, jika penelitiannya dilakukan dalam
wilayah, daerah atau tempat tertentu. Bagi peneliti yang menjadikan
kitab-kitab, buku-buku, literatur-literatur dan sejenisnya, tidak perlu
meyebutkan lokasi penelitian.
Selain lokasi penelitian peneliti juga harus secara jelas
menyebutkan lamanya waktu penelitian. Lamanya waktu penelitian ini dihitung
sejak peneliti mengajukan proposal penelitian hingga selesainya penulisan
laporan penelitian. Menyebutkan waktu penelitian ini akan lebih baik jika
dilengkapi dengan time schedule, yang menggambatkan secara jelas kapan
setiap tahapan dalam penelitian ini akan
dilakukan.
2.
Variabel
penelitian
Variabel penelitian adalah bagian penting dari suatu penelitian. Bagi penelitian
kuantitatif, varibel penelitian bahkan menjadi syarat mutlak. Untuk penelitian
jenis ini, minimal variabel yang diteliti adalah dua variabel (X dan Y).
Sedangkan untuk jenis penelitian kualitatif, variabel penelitian setidaknya
menggambarkan objek yang diteliti.
Contoh penelitian dengan masalah : Apakah terdapat hubungan yang
positif antara persepsi siswa kelas IX MTs Darussalam tentang hukuman dengan
kedisiplinan mereka dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru ?, didalamnya
mengandung dua variabel, yaitu :
Varibel X = Persepsi siswa kelas IX MTs Darussalam tentang
hukum yang diberikan oleh guru
Variabel Y = Kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang
diberikan oleh guru
3.
Populasi
dan sampel
Populasi penelitian, terutama penelitian yang menjadikan manusia
atau benda tertentu sebagai sasaran, disyaratkan untuk menjelaskan populasi
penelitian, jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel. Tetapi untuk
penelitian yang menjadikan kitab-kitab, buku-buku, atau literatur-literatur
lainnya, atau penelitian yang menjadikan pendapat atau pandangan seseorang
mengenai sesuatu, tidak harus mencantumkan populasi dan sampel.
Populasi dapat
diartikan sebagai keseluruhan orang atau benda dalam sesuatu kategori tertentu,
sebeeagaimana dinyatakan oleh June Audrey True bahwa “Popualation is a
number of people or tems all in the category” (True, 1988:71). Dengan
demikian, maka populasi mencakup seluruh orang atau benda dalam kategori
tertentu yang diteliti.
Namun demikian,
karena berbagai alasan tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau diramalkan
atau dikendalikan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir
selalu hanya dilakukan terhadap bagian saja dari hal-hal yang sebenarnya ingin
diteliti (Suryabrata, 1992:81). Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap
sampel, kecuali penelitian yang menjadikan keseluruhan populasi untuk diteliti.
Tidak ada
ketentuan yang pasti mengenai beberapa jumlah sampel yang harus diambil. Tetapi
ada persyaratan bahwa sampel itu harus representatif, dalam arti dapat
benar-benar menggambarkan, mencerminkan, atau mewakili populasinya. Ada empat
parameter yang bisa dianggap menentukan, yaitu : a) Variabelitas populasi, dalam
arti bahwa peneliti harus menerima
populasi sebagaimana adanya dan tidak boleh memanipulasinya ; b) Besar
sampel, dalam arti semakin besar atau semakin banyak sampel yang diambil,
maka akan semakin tinggi tarap representatifnya; c) Teknik pengambilan
sampel, dan d) Kecermatan mengambil ciri-ciri sampel.
Mengenai teknik
pengambilan sampel, peneliti dapat mengambil beberapa teknik sesuai dengan
karakteristik populasi dan kebutuhan penelitiannya. Secara garis besar, teknik
pengambilan sampel ada dua cara, yaitu : random sampling (sampel acak),
dan non random sampling (sampel tidak acak) (True, 1988:75). Teknik
pengambilan sampel secara lebih rinci dan lengkap dapat dilihat dalam buku
metodologi penelitian.
4.
Metode
penelitian
Metode
penelitian yang digunakan dalam penyusuna skripsi sangat tergantung pada
karakteristik masalah, tujuan, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.
Secara umum, metode penelitian untuk penyusuna skripsi dilingkungan Ash-Shofa
Manonjaya Tasikmalaya disesuaikan dengan
disiplin ilmu yang dikembangkannya, yang dapat dibagi ke dalam dua bagian
besar, yaitu :
a.
Metode
penelitian yang bersumber pada tradisi
ilmu-ilmu keislaman klasik
b.
Metode
penelitian ilmiah
Pembagian
diatas sama sekali tidak berarti bahwa metode penelitian yang bersumber pada
tradisi ilmu-ilmu keislaman klasik tidak ilmiah. Pengelompokan tersebut
semata-mata hanya untuk mempermudah dalam mengakomodasi kesuanya
Metode
penelitian yang bersumber pada tradidsi ilmu-ilmu keislaman klasik itu ialah :
1)
Ulumul
Qur’an, Ulumul Qur’an adalah disiplin ilmu
yang didalamnya terkandung aspek-aspek metodologis untuk penelitian dan
pengembangan bidang kajian Al-Qur’an.
2)
Ulumul
Hadits, Ulumul Hadits merupakan disiplin
ilmu untuk penelitian dan pengembangan bidang Al-Hadits
3)
Ushul
Fiqh, disiplin ini merupakan bagian dari tradisi ilmu-ilmu keislaman
klasik untuk penelitian dan pengembangan Al-Fiqh
Sedangkan
metode penelitian ilmiahdapat diklasifikasikan kedalam beberapa macam,
tergantung pada disiplin ilmu dan subject matter penelitiannya. Beberapa
contoh metode penelitian, diantaranya adalah metode penelitian historis,metode
penelitian deskriptif, metode penelelitian eksperimental, metode penelitian
survey, metode penelitian content analysis, metode penelitian
evaluasi, metode penelitian evaluasi, metode penelitian studi kasus, metode
penelitian grounded research (Bisri, 1997:51-56)
1)
Metode penelitian historis bertujuan untuk
merekontruksi masa lalu secara sistematis dan objektif, dengan mengumpulkan,
menilai, melakukan verifikasi dan sintesa bukti-bukti untuk menerapkan fakta
dan mencapai konklusi yang dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya penelitian
tentang sejarahberdirinya islam di suatu wilayah, atau sejarah perkembangan
dakwah islam daerah tertentu
2)
Metode
penelitian deskriptif, bertujuan untuk melukiskan secara sistematis fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.
Misalnya penelitian tentang “pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan di pondok
pesantren al huda tahun 2005-2010” dan conntoh-contoh lainnya.
3)
Metode
penelitian eksperimental, biasanya digunakan unntuk melakukan pengujian hipotesis
tertentu dan dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan antara variabel dan
hubungan sebab akibat variabel penelitian. Pelaksanaannya memerlukan konsepdan
variabel yang jelas serta pengukuran yang cermat. Penelitian ini biasanya
dilakukan di laboratorium, di kelas atau lapangan tertentu
4)
Metode
penelitian survey, adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi
dan menggunaikan kuesioner sebagai alat pengumpul data pokok. Dalam penelitian
ini, sampel digunakan sebagai penduga terhadap populasi.
5)
Metode
penelitian content analisys, yang pada awalnya digunakan pada disiplin
ilmu komunikasi dan dapat dimanfaatkan untuk penelitian yang bersifat normatif,
seperti pendapat seseorang atau sekelompok orang tertentu tentang suatu
perkara. Alat analisi dapat menggunakan
berbagai macam kaidah yang sudah ada, seperti kaidah bahasa kaidah ushul,
logika (ilmu manthiq) dan lain sebagainya.
6)
Metode
penelitian evaluasi, biasanya digunakan dalam bidang pendidikan dan BP
(Bimbingan dan Penyuluhan) untuk mengetahui hasil atau prestasidari suatu
program. Metode penelitian ini terbagi kedalam dua bagian, yaitu : metode
penelitian evaluasi formatif dan metode penelitian evaluasi sumatif.
Yang pertama dilakukan, untuk malakukan penilaian tentang faktor-faktor
pendukung dan faktor-faktor penghambat terhadap pelaksanaan suatu program;
sedangkan yang kedua dilakukan untuk menilai pencapaian suatu program yang
dirinci dalam target, kriteria, indikator dan ukuran yang telah ditetapkan
dalam perencanaan program
7)
Metode
penelitian studi kasus, dilakukan untuk mendeskripsikan suatu satuan analisis
secara utuh, sebagai suatu kesatuan yang terintegrasi. Suatu analisis itu bisa
berupa seorang tokoh, suatu keluarga, suatu peristiwa, suatu komunitas dan lain
sebagainya
8)
Metode
penelitian grounded research, adalah metode penelitian yang menggunakan
data sebagai bahan penyusunan hipotesis yang akan digunakan dalam perumusan
teori. Karena penelitian ini bersifat induktif, maka tidak berangkat dari suatu
teori tertentu atau kerangka berpikir tertentu. Penelitian tentang pengalaman
keagamaan, kegiatan keagamaan, hubungan diantara pemeluk agama dan
lain-lain, dapat diteliti dengan metode
ini
5.
Tenik
pengumpulan data
Teknik
pengumpulan data akan sangat tergantung kepada jenis data yang diperlukan. Penentuan
teknik pengumpulan data ini akan sangat menentukan kualitas data yang diperoleh
peneliti, selain kualifikasi mengumpulkan data. Secara umum teknik pengumpulan
data yang dapat digunakan untuk penelitian bidang ilmu-ilmu agama islam
mencakup
1)
Studi
kepustakaan atau dokumentasi
2)
Observasi
3)
Wawancara
4)
Kuesioner,
angket atau tes
Dalam suatu
penelitian, peneliti dapat menggunakan satu jenis teknik pengumpulan data, atau
dapat pula menggabungkan beberapa teknik, tergantung pada data yang diperlukan
6.
Teknik
Analisis Data
Setelah
data-data dikumpulkan, selanjutnya peneliti harus menentukan teknik analisis
data. Pada umumnya, teknik analisi adata dilakukan melalui tahapan-tahapan :
kategorisasi, perbandingan, dan pencarian hubungan atau korelasi, peramalan dan
lain sebagainya. Untuk penelitian kualitatif dapat digunakan analisis isi,
generalisasi dan perbandingan, atau dapat mengikuti apa yang dikemukakan oleh
Lexy J. Moleong dalam bukunya Metodelogi Penelitian Kualitatif. Sedangkan untuk
penelitian kuantitatif digunakan test
statistik, baik dasar maupun lanjutan, serta dijelaskan jenis test statistik
yang digunakan serta alasan penggunaannya
Khusus untuk
penelitian kuantitatif yang menggunakan statistik sebagai alat teknik analisis
data, penelitia harus melakukan dua jenis uji, yaitu : uji persyaratan dan
uji hipotesis.
7.
Sistematika
Penulisan
Penulisan skripsi dilingkungan Ash-Shofa
Manonjaya Tasikmalaya disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Perumusan
Masalah
C.
Tujuan
Penelitian
D.
Kegunaan
Penelitian
E.
Metodologi Penelitian
F.
Sistematika Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
A.
Tinjauan
Pustaka
B.
Kerangka
Pemikiran
C.
Hipotesis
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
(Pembahasan hasil penelitian, dimana sub-sub judulnya disesuaikan
dengan kebutuhan)
BAB IV : PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Contoh lengkap
sistematika penulisan skripsi dengan judul : (HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA
KELAS IX MTs DARUSSALAM TENTANG HUKUMAN DENGAN KEDISIPLINAN MEREKA DALAM
MENJALANKAN TUGAS-TUGAS DARI GURU”
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
(jika ada)
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Perumusan
Masalah
C.
Tujuan
Penelitian
D.
Kegunaan
Penelitian
E.
Metodologi Penelitian
F.
Sistematikan Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORITIS DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
A.
Tinjauan
Pustaka
1.
Teori-teori
tentang persepsi
2.
Hakikat
Hukuman
3.
Hakikat
Kedisiplinan
B.
Kerangka
Pemikiran
C.
Hipotesis
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Kondisi
Objektif Lokasi Penelitian
B.
Deskripsi
Data
1.
Persepsi
Siswa tentang Hukum
2.
Kedisiplinan
Siswa dalam Mengerjakan Tugas-tugas yang Diberikan Guru
C.
Pengujian
Persyaratan
1.
Uji
Normalitas Variabel-veriabel
2.
Uji
Linieritas
D.
Pengujian
Hipotesis
1.
Uji
Regresi, Persamaan Regresi dan Koefisien Regresi
2.
Penentuan
Nilai Koefisien Korelasi
3.
Uji
Signifikansi Koefisien korelasi
BAB IV : PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB III
SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI
Seminar proposal skripsi merupakan
salah satu bagian proses penelitian yang bertujuan untuk memberikan masukan
kepada mahasiswa dalam rangka penyempurnaan penelitian yang akan dilakukan dan
memperluas wawasan keilmuan mahasiswa serta mengklarifikasi penelitian yang
akan dilakukan, di samping itu dalam seminar ini sekaligus dilakukan ujian
komprehensif (penguasaan teori-teori dan ilmu Studi Islam yang relevan dengan
bidang keilmuan mahasiswa yang bersangkutan). Dengan demikian tim penguji
mempunyai kewenangan untuk memberikan rekomendasi kelayakan penelitian, apakah penelitian
dapat dilanjutkan atau tidak.
A. Syarat Seminar Proposal Skripsi
Adapun syarat-syarat mendaftar seminar proposal penelitian adalah:
1.
Mahasiswa
telah melakukan her regristrasi dan terdaftar sebagai mahasiswa STISA Ash-Shofa Manonjaya
Tasikmalaya pada semester berjalan;
2.
Mahasiswa
telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 135 sks, dengan kategori semua mata
kuliah mendapat nilai lulus minimal “C” dengan melampirkan foto copy Kartu
Hasil Studi (KHS); serta diharapkan lancar membaca al-Qur’an.
3.
Proposal
Skripsi telah mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing.
B. Prosedur Seminar Proposal Skripsi
Bagi mahasiswa
yang telah memenuhi
syarat, dapat mengikuti
prosedur seminar proposal berikut:
1.
Prosedur
pelaksanaan seminar proposal berbeda antara mahasiswa jurusan Manajemen dan
jurusan Akuntansi, setelah proposal skripsi mahasiswa dinyatakan layak untuk
diseminarkan, maka mahasiswa mengisi lembar pengajuan seminar proposal skripsi
dengan mendapatkan tanda tangan persetujuan dari dosen pembimbing dan penguji,
sebagai dasar mempersiapkan pelaksanaan seminar proposal skripsi.
2.
Mahasiswa
menyerahkan proposal penelitian yang telah disetujui oleh dosen pembimbing ke
staf akademik jurusan sebanyak 4 (empat) eksemplar untuk didistribusikan ke
dewan penguji seminar proposal skripsi.
3.
Pelaksanaan
Seminar Proposal Skripsi ditetapkan oleh Ketua Jurusan sesuai dengan kalender
akademik Ash-Shofa Manonjaya Tasikmalaya
4.
Rekomendasi
hasil seminar dapat dilihat setelah pelaksanaan seminar selesai;
5.
Mahasiswa
dapat berkonsultasi kepada dosen pembimbing untuk revisi proposal sesuai
pertimbangan dan arahan dari Tim Penguji selama seminar proposal.
6.
Proposal
skripsi yang telah diseminarkan dan telah direvisi, disahkan oleh dosen penguji
dan dosen pembimbing pada lembar pengesahan seminar proposal
7.
Proposal
skripsi yang sudah mendapat pengesahan, harus disetorkan ke staf akademik
jurusan dalam bentuk dijilid.
BAB
IV
BAGIAN-BAGIAN
SKRIPSI
Bentuk laporan penulisan skripsi di lingkunagan STISA Ash-Shofa
Manonjaya Tasikmalaya terdiri dari :
1.
|
Bagian Awal.
|
|
|
|
|
Bagian ini
terdiri dari:
|
a.
|
Sampul atau
Kulit Muka (cover)
|
|
|
|
b.
|
Halaman Judul
|
|
|
|
c.
|
Lembar Persetujuan
|
|
|
|
d.
|
Lembar
Pengesahan
|
|
|
|
e.
|
Riwayat Hidup
|
|
|
|
f.
|
Halaman Motto
dan Persembahan
|
|
|
|
g.
|
Ikhtisar
|
|
|
|
h.
|
Kata
Pengantar
|
|
|
|
i.
|
Daftar Isi
|
|
|
|
j.
|
Daftar Tabel
(jika ada)
|
|
|
|
k.
|
Daftar
Gambar: Grafik, Diagram, Bagan, Peta dan
|
|
|
|
|
Sebagainya
|
|
2.
|
Bagian Utama
|
|
|
|
|
Bagian ini
terdiri dari:
|
a.
|
Bab
Pendahuluan
|
|
|
|
b.
|
Bab Landasan
Teori dan Kerangka Pemikiran
|
|
|
|
d.
|
Bab Hasil
Penelitian dan Pembahasan
|
|
|
|
e.
|
Bab Penutup
|
|
3.
|
Bagian Akhir.
|
|
|
|
|
Bagian ini
terdiri dari:
|
a.
|
Daftar
Pustaka
|
|
|
|
b.
|
Lampiran
|
A. Bagian Awal
Pada bagian ini
berisi hal-hal yang berhubungan dengan penulisan skripsi yakni sebagai berikut
:
- Sampul atau Kulit Muka (cover)
Tulisan dalam
sampul atau kulit muka diruangkan dalam satu halaman penuh. Tulisan-tulisan
yang harus dituangkan dalam sampul adalah :
·
Judul
Skripsi (semuanya huruf kapital)
·
Tulisan
SKRIPSI (semuanya huruf kapital)
·
Kalimat
: Diajukan Sebagai Salahsatu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana ........
(Hukum untuk fakultas syari’ah, Sarjana Pendidikan Islam untuk fakultas tarbiyah
dan Sarjana Sosial Islam untuk fakultas dakwah) pada jurusan ..........
fakultas .......... Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Wal Aqidah Ash-Shofa Manonjaya
Tasikmalaya (huruf pertama setiap kata
menggunakan huruf kapital, kecuali kata depan dan kata sambung)
·
Kata
: Oleh
·
Nama
penulis skripsi (semua huruf kapital)
·
NPM
(Nomor Pokok Mahasiswa)
·
Tempat
peulisan, dalam hal ini TASIKMALAYA (semua huruf kapital)
·
Tehun
penulisan, yaitu tahun hijriyah (H) dan tahun masehi (M)
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Halaman Judul
Tulisan yang
ada pada halaman judul hampir sama dengan yang ada pada sampul atau kulit muka
(cover). Perbedaannya pada sampul dicantumkan tujuan penyusunan skripsi,
sedangkan pada halaman judul tidak dicantumkan.
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Lembar Persetujuan
Yang ditulis
dalam lembar persetujuan adalah judul skripsi, nama penulis skripsi, nama
pembimbing, nama ketua jurusan, dan nama dekan. Gelar akademik dan jabatan
akademik (Profesor, Dr, Drs, dll) ditulis menggunakan singkatan yang sudah baku
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Lembar Pengesahan
Setelah ujian
skripsi selesai dan mahasiswa dinyatakan lulus, maka penjilidan dapat dilakukan
jika telah diperiksa, disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing, para
dosen penguji, dan Ketua Jurusan
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Riwayat Hidup
Bagian-bagian
riwayat hidup penulis yang dicantumkan adalah nama, tempat dan tanggal lahir,
orang tua, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan (kalau ada), pengalaman
berorganisasi dan lain-lain.
Riwayat hidup
penulis akan lebih baik jika dituangkan dalam bentuk esay. Lembar riwayat hidup
penulis dapat dilengkapi dengan foto penulis, dengan ukuran 3 x 4 cm atau 4 x 6
cm, ditempel pada bagian kiri atas.
Contoh dapat dilihat pada daftar
lampiran
- Halaman Moto dan Persembahan
Halaman motto
dan persembahan ini sifatnya tidak merupakan keharusan. Dalam lembar ini,
penulis dapat mengungkapkan kata-kata mutiara dan atau kata-kaa persembahan
kepada orang-orang yang dianggap perlu
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Ikhtisar
Unsur-unsur yang harus diruangkan
dalam ikhtisar ada tiga bagian, yaitu :
·
Kata
IKHTISAR (semua huruf kapital)
·
Nama
penulis skripsi (ditulis dengan hurup kapital) dan judul skripsi
(ditulis dengan hurup miring/italic) huruf pertama setiap kata ditulis dengan
huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung
·
Isi
naskah ikhtisar. Ditulis dengan singkat
dan padat. Isi naskah ikhtisar ini terdiri dari latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, teknik
pengumpulan dan analisis data, dan diakhiri dengan kesimpulan penelitian
Semua unsur-unsur ikhtisar itu harus
dituangkan dalam satu halaman penuh dan ditulis dengan menggunakan sepasi
tunggal (satu sepasi)
- Kata Pengantar
Dimaksudkan
untuk menyampaikan informasi secara global mengenai maksud penulisan skripsi,
dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa dalam penulisan
skripsi. Ucapan terimakasih diurutkan berdasarkan kedudukan yang paling tinggi
terlebih dahulu. Kata-kata yang digunakan harus sesuai aturan Bahasa Indonesia
Yang Disempurnakan, tidak boleh menggunakan kata-kata gaul.
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Daftar Isi
Halaman ini
diberi judul “DAFTAR ISI” dan diletakkan di bagian tengah atas kertas. Setiap
tulisan yang ada pada halaman ini tidak diakhiri dengan titik. Daftar Isi harus
memuat “Halaman Judul” sampai dengan “Lampiran”, Bab, Nomor Bab, Judul Bab,
Subbab dan Sub-subbab, dan seterusnya
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Daftar Tabel (jika ada)
Daftar Tabel
memuat semua tabel dalam skripsi. Dalam Daftar Tabel harus ada nomor tabel,
judul tabel, dan nomor halaman di mana tabel dicantumkan dalam teks
Contoh dapat dilihat pada lampiran
- Daftar Gambar (jika ada)
Daftar Gambar
memuat semua gambar yang ada dalam skripsi. Dalam Daftar Gambar harus ada nomor
gambar, judul gambar dan nomor halaman gambar di mana gambar itu diletakkan.
Contoh penulisan Daftar Gambar seperti pada lampiran
B. Bagian Utama
Bagian
utama atau tubuh skripsi terdiri atas pendahuluan, landasan teori dan kerangka
pemikiran, hasil penelitian dan penutup
1.
Pendahuluan
Pendahuluan memuat bagian-bagian yang berkaitan dengan masalah
penelitian, serta langkah-langkah penelitian. Karena pedahuluan merupakan
permulaan dari bagian utama skripsi, maka pendahuluan dijadikan sebagai BAB
I.sedangkan unsur-unsur BAB I mencakup :
Latar Belakang Masalah, Permusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan
Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematikan Penelitian
2.
Landasan
Teoridan Kerangka pemikiran
Landasan teoritis dan kerangka pemikiran disajikan daklam BAB
II, dengan sub-sub dan atau tingkat
hirarki judul yang lebih rinci, dan disesuaikan dengan teori-teori yang
dibutuhkan dalam penelitian
3.
Hasil
Penelitian
Hasil penelitiaan disajikan dalam BAB III, yang memuat hasil-hasil penelitian, dari
mulai deskripsi data sampai pada analisis data
4.
Penutup
Penutup memuat kesimpulan dan saran-saran berkenaan dengan hasil
penelitian. Kesimpulan bisa disajikan dalam beberapa bagian. Tetapi inti dari
kesimpulan adalah jawaban yang ringkas atas perumusan masalah dan hipotesis
penelitian. Sedangkan saran-saran hanya disampaikan kepada pihak-pihak yang
diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian. Karena penutup merupakan akhhir
dari isi skripsi, maka penutup dimuat dalam BAB terakhir, biasanya BAB IV
C. Bagian Belakang
Bagian belakang
skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran
1.
Daftar
Pustaka
Daftar pustaka memuat segala macam jenis bacaan yang digunakan
sebagai bahan rujukan atau tela’ahan dalam penyusunan skripsi. Bahan bacaan ini
berupa buku, jurnal, naskah hasil penelitian terdahulu, makalah, majalah,
manuskrip, koran dan lain sebagainya.
Cara pembuatan daftar pustaka untuk skripsi di lingkungan Ash-Shofa
Manonjaya adalah dengan mencantumkan nama penulis, tahun penerbit, judul
tulisan, volume (bila ada), tahun dan tempat penerbitan. Untuk nama penulis
yang terdiri dari beberapa kata, ditulis dengan mendahulukan nama belakang
dengan diikuti tanda koma lau disambung dengan nama depan. Contoh penulisannya
ada pada lampiran
2.
Lampiran
Lampiran merupakan tempat untuk menyajikan keterangan atau
angka-angka tambahan. Lampiran dapat berisi peraturan suatu perundangan,
perhitungan statistik, peta, gambar dan lain-lain. Kalau lampirannya lebih dari
satu, maka masing-masing lampiran disertai dengan nomor urut lampiran, seperti
:
LAMPIRAN I : ..........................................................
LAMPIRAN II :
..........................................................
BAB V
TEKNIK
PENULISAN
Bagian
ini berisi petunjuk yang berkaitan dengan teknik dan tata cara penulisan
skripsi yang meliputi media penulisan (naskah); pengetikan; penomoran; tabel,
daftar, dan gambar; kutipan, penggunaan bahasa, penulisan tanda baca, penulisan
nama, penulisan sumber, daftar kepustakaan, dan hal-hal lain. Tata cara
penulisan skripsi ini merupakan suatu keharusan yang wajib dipenuhi oleh
mahasiswa agar laporan skripsi yang dihasilkan mengikuti aturan ilmiah yang
berlaku.
A. Media Penulisan (Naskah)
Media
penulisan mencakup bahan dan ukuran naskah, bahan sampul.
1.
Bahan
dan ukuran naskah
Naskah skripsi diketik di atas
kertas HVS ukuran A4 (29,7 x 21,5 cm) berwarna putih dengan berat 80 gram dan
tidak boleh ditulis bolak-balik.
2.
Bahan
sampul
Sampul skripsi dibuat dari kertas buffalo
atau yang sejenis diperkuat dengan karton dan dilapisi plastik (hardcover),
sedangkan sampul proposal cukup menggunakan kertas buffalo (softcover).
B. Aturan Pengetikan
Pengetikan
naskah harus dilakukan dengan memperhatikan jenis huruf yang digunakan, tanda
baca, jarak antar baris, batas tepi kertas, pengisian ruangan atau halaman,
alinea atau paragraph baru, awal kalimat, judul dan subjudul, rincian ke bawah,
pengaturan bab (judul) dan sub bab (judul), pengetikan bilangan dan satuan,
letak simetris, penggunaan huruf cetak miring (italic), dan lain-lain.
- Jenis, ukuran huruf dan spasi
1). Pengolah
kata yang digunakan adalah MS-Word, maka seluruh bagian naskah skripsi
(kecuali bagian-bagian yang dijelaskan selanjutnya) wajib diketik dengan huruf Times
New Roman ukuran huruf (font size) 12 point dengan jarak 2
(dua) spasi, dan diketik rapi (rata kiri kanan – justify), kecuali
untuk:
(1). Judul
sampul dan judul bab menggunakan Times New Roman Font Size 14,
dan dicetak tebal (bold) dengan jarak 1 (satu) spasi.
(2). Abstrak
diketik 1 (satu) spasi dan diusahakan hanya 1 (satu) halaman dengan jumlah kata
berkisar 200-250.
(3). Daftar
pustaka diketik 1 spasi dan jarak antara dua sumber diketik 2 spasi.
(4).Untuk
naskah proposal skripsi diketik dengan 1,5 (satu setengah) spasi.
(5).Untuk huruf
Al Qur’an dan hadist (tulisan Arab) dengan font jenis Traditional
Arabic dengan ukuran font 16 spasi 1,5 (satu setengah).
2).
Lambang-lambang, huruf Yunani, dan tanda-tanda lain yang tidak dapat diketik
harus ditulis tangan dengan rapi menggunakan tinta hitam.
3). Huruf
miring (italic) digunakan untuk menunjukkan istilah asing. Termasuk
Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Huruf tebal (bold) untuk menegaskan
istilah tertentu dan untuk menuliskan bab dan sub bab.
2.
Jarak
antar baris (line spacing)
Secara umum
jarak antar baris kalimat adalah 2 (dua) spasi kecuali kutipan langsung yang
panjangnya lebih dari 5 baris jarak antar baris kalimatnya adalah 1 (satu)
spasi. Khusus untuk kutipan langsung diketik agak menjorok ke dalam dengan 6
(enam) ketukan. Pada abstrak, daftar pustaka, judul daftar tabel dan daftar
gambar, serta daftar ilustrasi yang melebihi satu baris, jarak antar baris
hanya satu spasi.
3.
Batas
(margin) pengetikan
Margin adalah
bagian kertas yang dikosongkan pada sisi kiri, kanan, atas, dan bawah. Batas
tepi pengetikan diukur dari tepi kertas sebagai berikut:
1).
Batas-batas pengetikan diatur sebagai berikut:
(1). Tepi atas (top margin)
|
: 4 cm atau 1,5 inci dari tepi atas
|
|
(2). Tepi bawah (bottom margin)
|
: 3 cm atau 1 inci dari tepi bawah
|
|
(3). Tepi kiri (left margin)
|
:
|
4 cm
atau 1,5 inci
dari tepi kiri
|
|
|
(termasuk
1 cm untuk penjilidan)
|
(4). Tepi kanan (right margin)
|
:
|
3
cm atau 1 inci dari tepi kanan
|
5.
Alinea atau paragraf baru
(1). Setiap alinea baru diketik menjorok ke dalam
(indent) dan dimulai pada pengetikan karakter yang ke 6 (enam) dari
batas tepi kiri atau 1,5 cm.
(2). Satu alinea paling sedikit dari 2 (dua)
kalimat dan mengandung ide pokok.
(3).Pergantian alinea dilakukan untuk uraian baru
yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan isi alinea sebelumnya.
(4). Permulaan alinea baru harus diketik lima atau
enam ketukan dari batas tepi kiri. Pada suatu halaman, alinea terakhir harus
terdiri atas lebih dari satu baris dan tidak diperbolehkan hanya memuat satu
baris saja. Demikian pula pada halaman baru tidak diperbolehkan memuat hanya
satu baris saja dari alinea sebelumnya.
C.
Penggunaan Bahasa
Secara umum, bahasa yang digunakan dalam penyusunan skripsi di
lingkungan Ash-Shofa Manonjaya Tasikmalaya adalah bahasa Indonesia, kecuali
untuk fakultas tarbiyah jurusan pendidikan bahasa arab diharuskan menggunakan
bahasa arab. Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa indonesia yang
baikdan benar, sesuai dengan pedoman umum Ejaan yang disempurnakan (EYD).
Karena skripsi merupakan karya ilmiah, maka bahasa yang dipergunakan pun haraus mencerminkan
ragam bahasa ilmiah. Ragam bahasa ilmiah, misalnya dicerminkan oleh penggunaan
bahasa yang baku, objjektif, logis dan ringkas
D.
Bahasa Asing dan Bahasa Daerah
Dalam penyusunan skripsi, penggunaan bahasa asing atau bahasa
daerah pada tempat-tempat tertentu, terutama kata yang belum ada pada bahasa
Indonesia, tetapi diperbolehkan. Untuk membedakan bahasa asing dan bahasa
Indonesia yang sudah baku, maka
penulisan bahasa asing atau bahasa daerah menggunakan huruf italic (huruf
miring)
E.
Penulisan Naskah Arab
Penulisan naskah arab (al-Qur’an, al-Hadits atau naskah kitab-kitab
berbahasa Arab lainnya) dalam skripsi dilakukan untuk memperkuat argumen,
landasan teoritik, dasar hukum dan lain sebagainya. Penulisan naskah berbahasa
Arab harus sama dengan naskah aslinya, baik syakal, tanda baca, nomor ayat dan
lain sebaginya
F.
Transliterasi Huruf Arab ke Huruf Latin
Untuk memudahkan penulisan, transliterasi huruf Arab ke huruf Latin
digunakan pedoman yang dibuat oleh lembaga penelitian dan pengembangan (LPP) Ash-Shofa
Manonjaya Tasikmalaya. Pedoman dibuat degan mempertimbangkan aspek-aspek
kemudahan dan kesederhanaan diharapkan akan membantu mahasiswa dalam melakukan
transliterasi Arab ke Latin.
1. Konsonan
Fonem
konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,
dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian
dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda
sekaligus.
No
|
Huruf Arab
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
1
|
ا
|
tidak dilambangkan
|
|
2
|
ب
|
B
|
Be
|
3
|
ت
|
T
|
Te
|
4
|
ث
|
Ts
|
te dengan es
|
5
|
ج
|
J
|
Je
|
6
|
ح
|
H
|
ha dengan garis bawah
|
7
|
خ
|
Kh
|
ka dengan ha
|
8
|
د
|
D
|
De
|
9
|
ذ
|
Dz
|
de dengan zet
|
10
|
ر
|
R
|
Er
|
11
|
ز
|
Z
|
Zet
|
12
|
س
|
S
|
Es
|
13
|
ش
|
Sy
|
es dengan ye
|
14
|
ص
|
S
|
es dengan garis bawah
|
15
|
ض
|
D
|
d dengan gaaris bawah
|
16
|
ط
|
T
|
te dengan garis bawah
|
17
|
ظ
|
Z
|
zet dengan garis bawah
|
18
|
ع
|
‘
|
koma terbalik di atas hadap kanan
|
19
|
غ
|
Gh
|
ge dengan ha
|
20
|
ف
|
F
|
Ef
|
21
|
ق
|
Q
|
Ki
|
22
|
ك
|
K
|
Ka
|
23
|
ل
|
L
|
El
|
24
|
م
|
M
|
Em
|
25
|
ن
|
N
|
En
|
26
|
و
|
W
|
We
|
27
|
ﻫ
|
H
|
Ha
|
28
|
ء
|
,
|
Apostrof
|
29
|
ي
|
Y
|
Ye
|
2. Vokal
Vokal bahasa
Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal (monoftong)
dan vokal rangkap (diftong ), serta madd.
a. Vokal
tunggal (monoftong)
No
|
Huruf Arab
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
1
|
َ
|
A
|
Fathah
|
2
|
ِ
|
I
|
Kasrah
|
3
|
ٌ
|
U
|
dammah
|
b. Vokal
rangkap (diftong)
No
|
Huruf Arab
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
1
|
ي .
|
Ai
|
a dengan i
|
2
|
و
.
|
Au
|
a dengan u
|
Contoh :
كتب : kataba
فعل : fa’ala
c. Vokal
panjang (madd)
No
|
Huruf Arab
|
Huruf
Latin
|
Keterangan
|
1
|
اﻳ
|
Â
|
a dengan topi di atas
|
2
|
ي
|
Î
|
i dengan topi di atas
|
3
|
ىو
|
Û
|
u dengan topi di atas
|
Contoh :
قال : qâla
رمى : ramâ
3. Ta marbûtah
Ta marbûtah ini
diatur dalam tiga katagori:
a. Huruf ta
marbûtah pada kata berdiri sendiri, huruf tersebut
ditransliterasikan menjadi /h/, misalnya: محكمة menjadi mahkamah.
b. jika huruf ta marbûtah diikuti
oleh kata sifat (na’at), huruf tersebut ditransliterasikan menjadi /h/ juga,
misalnya:المدينة المنورة menjadi al-madÎnah al-munawarah.
c. Jika hurup ta marbûtah
diikuti oleh kata benda (ism), huruf tersebut ditransliterasikan menjadi
/t/ misalnya:روضة الأطفال menjadi raudat al-atfâl.
4. Syaddah (Tasydîd)
Syaddah atau tasydid yang
dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau
tanda tasydid, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut
dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tandasyaddah itu.
Contoh:
نزّل : nazzala
ربّنا : rabbanâ
5. Kata Sandang
Kata sandang
dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu ال. Namun, dalam transliterasi menjadi /al-/ baik yang diikuti
oleh huruf syamsiah maupun kata sandang yang diikuti oleh
huruf qamariah, misalnya : الفيل (al-fîl), الوجود (al-wujûd), dan الشمس (al-syams bukan asy-syams)
6. Hamzah
Dinyatakan
di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof. Namun,
itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di
akhir kata. Bila hamzah itu terletak diawal kata, ia tidak
dilambangkan, karena dalam tulisan Arab berupa alif.
Contoh:
تاخذون : ta’khudzuna
النّوء : an-nau’
اكل : akala
انّ : inna
7. Huruf Kapital
Meskipun
dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini
huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang
berlaku dalam EYD, diantaranya: Huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf
awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata
sandang (artikel), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama
diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya, seperti: al-Kindi, al-Farobi,
Abu Hamid al-Ghazali, dan lain-lain (bukan Al-Kindi, Al-Farobi, Abu Hamid
Al-Ghazali). Transliterasi ini tidak disarankan untuk dipakai pada penulisan
orang yang berasal dari dunia nusantara, seperti Abdussamad al-Palimbani bukan
Abd al-Shamad al-Palimbani.
8. Cara Penulisan Kata
Setiap kata, baik kata
kerja (fi’il), kata benda (ism), maupun huruf (harf)
ditulis secara terpisah.
Contoh:
الخلفاء
الراشدين :
al-Khulafa al-Rasyidin
صلة الرحم : silat al-Rahm
الكتب الستة : al-Kutub
al-Sittah
G.
Kutipan
Kutipan yang berasal dari bacaan terdiri dari dua jenis, yaitu
kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah kutipan
yang sama persis dengan teks atau naskah yang dikutip. Sedangkan kutipan tidak
langsung adalah kutipan yang diambil dari gagasan atau pemikiran pokok yang
disajikan oleh penulis berdasarkan naskah atau teks yang dikutip.
Terdapat beberapa ketentuan yang berkenaan dengan penulisan kutipan
langsung.
1.
Kutipan
ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan itumerupakan kutipan
pertama atau dikutipdari penulisnya. Jika kutipan itu diambil dari kutipan,
maka kutipan itu ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.
2.
Jika
bagian yang dikutip terdiri dari empat baris atau kurang, maka kutipan ditulis
menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama), dan penulisnya
digabungkan kedalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan
jarak dua sepasi
Contoh
:
Dalam penelitian ini, statistik memiliki arti “the science of
collecting, classifying, presenting and interpreting numerical data”
(Johnson, 1984 : 4).
3.
Jika
bagian yang dikutip terdiri atas lima baris atau lebih, maka kutipan ditulis
tanpa tanda kutip dan titik dengan jarak satu sepasi. Baris pertama diketik
mulai pada ketukan ke enam, sementara baris kedua dan seterusnya diketik pada
ketukan ke empat.
Contoh
:
Terdapat
berbagai faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah, antara lain
adalah faktor kemauan atau keinginan. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh
rachmat Djatina sebagai berikut :
Kemauanlah yang
mendorong manusia berusaha dan bekerja. Tanpa kemauan, semua ide, keyakinan,
kepercayaan, pengetahuan, akan menjadi pasif dan tidak ada arti pada kehidupan.
Demikian kemahiran para ahli dan ketajaman otak para ahli pikir, kehalusan
perasaan, tahu akan kewajiban, tahu akan baik dan tidakbaik untuk dikerjakan,
kalau tidak ada kemauan untuk melaksanakannya, semua itu menjadi tidak ada
pengaruhnyadalam kehidupan (Djatnika, 1985 : 51)
4.
Jika
dalam skripsi dicantumkan ayat al-Qur’an, maka harus ditulis bentuk aslinya.
Dan diakhiri setiap ayat, harus dicantumkan nama surat, nomor surat dan nomor
ayatnya dengan menggunakan huruf Arab. Jika akan ditulis terjemahannya kedalam
bahasa Indonesia, maka diharapkan menggunakan terjemah kitab suci al-Qur’an yang
diterbitkan oleh departemen agama. Carapengutipan terjemah al-Qur’an itu
adalah, jika terjemahan al-Qur’anter terdiri dari empat baris atau kurang maka
ditulis dengan jarak dua spasi tanpa menggunakan tanda kutip. Sedangkan jika
terdiri dari lima baris atau lebih maka diketik satu spasi tanpa menggunakan
tanda kutip. Baris pertama dimulai pada ketukan ke enam dan baris kedua dan
seterusnya dimulai pada ketukan ke empat :
ö@è% uä!%y` ,ptø:$# $tBur äÏö7ã ã@ÏÜ»t7ø9$# $tBur ßÏèã ÇÍÒÈ
Katakanlah : “Kebenraan telah datang dan yang bathil itu tidak akan
memulai dan tidak (pula) akan mengulangi”(Q.S. Saba, 34:49)
Contoh terjemahan yang terdiri dari
lima baris atau lebih :
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ j
Hai
manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa dan bersuku supaya kamu salingkenal
mengenal. Sesungguhnya manusia yang mulis disisi Allah ialah orang yang paling
bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.
(Q.S. Al-Hujurat, 49:13)
Sedangkan untuk
kutipan tidak langsung, penulis dapat menggunakan gaya bahasa dan isi yang
tidak harus sama dengan sumber yang dikutip tanpa harus menggunakan tanda
kutip. Penulis dapat menggunakan gaya yang berbeda dengan sumber rujukan,
dengan tetap tidak mengubah maksud dan isi sumber kutipan. Contoh kutipan tidak
lansung adalah :
Dalam kegiatan antara islam dan
pendidikan, Nurcholis Masjid menekankan bahwa agama islam mengikuti keseluruhan
tingkah laku manusia dalam hidup ini, yang tingkah laku itu membentuk keutuhan
manusia berbudi luhur (berakhlak karimah), atas dasar percaya atau iman kepada
Allah dan tanggungjawab pribadi dihari kemudian (Madjid, 1999:2)
H.
Rujukan atau Acuan
Rujukan atau acuan
dalam penulisan skripsi di lingkungan STISA Ash-Shofa Manonjaya Tasikmalaya adalah sebagai berikut :
1.
Sumber
kutipan ditulis setelah kutipan, yaitu dengan mencantumkan nama penulis (cukup
ditulis nama belakangnya atau disebut juga nama / family name), tahun
tahun penerbit dan nomor halaman yang dikutip semua diletakan dalam tanda
kurung.
Contoh
:
Dalam kegiatan antara islam dan
pendidikan, Nurcholis Masjid menekankan bahwa agama islam mengikuti keseluruhan
tingkah laku manusia dalam hidup ini, yang tingkah laku itu membentuk keutuhan
manusia berbudi luhur (berakhlak karimah), atas dasar percaya atau iman kepada
Allah dan tanggungjawab pribadi dihari kemudian (Madjid, 1999:2)
2.
Jika
sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber
kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan oleh pengutip, tetapi
dengan menyebutkan siapa yang mengemukakan pendapat itu.
Contoh
:
Fazlur Rahman tidak sependapat dengan para kritikus muslim yang
menyatakan bahwa islam tidak mengenal demokrasi. Ia mengatakan “...para
keritikus muslim jelas keliru dalam menolak demokrasi, yang secara positif dan gamblang
diperintahkan oleh al-Qur’an” (Amal, 1989:218)
3.
Jika
penulis terdiri atas dua orang, maka kedua nama belakang (family name)
penulis tersebut dicantumkan.
Contoh
:
Berkenaan dengan tumbuhnya tradisi
filasafat alam, ada pendapat yang mengatakan bahhwa “...peristiwa yang paling
penting dalam pembentukan pemikiran filsafat islam adalah pertemuannya dengan
filsafat Yunani di Bagdad” (Beck dan Kaptein, 1988:47)
4.
Jika
penulisnya empat orang atau lebih, maka hanya penulis pertama yang dicantumkan
nama belakangnya (family name) dan diikuti oleh et al. (et al, yang
berarti dan lain-lain.
Contoh
: (Chan et al. 1984:87)
5.
Jika
sumber kutipan itu tanpa nama maka ditulis Anonimous. Misalnya (Anonimous,
1985:76)
6.
Jika
sumber rujukan tidak dicantumkan tahun penerbitan, maka tahun penerbitan
diganti dengan singkatan t.t., misalnya (Al-Asqalany, t.t.:223)
7.
Untuk
penulis yang berasal darui timur tengah, penulisan nama pada rujukan
menggunakan nama yang sudah dikenal secara umum dan nama lengkapnya dicantumkan
dalam daftar pustaka. Al-Bukhary, Muslim, Al-Syafi’i, Hanifah, Malik,
Al-Asqalany dan lain-lain
8.
Kutipan
yang diambil dari sebuah alamat di internet, cukup menuliskan alamat internet
dimana suatu naskah, buku artikel atau sumber lain disimpan. Motivasi
belajar adalah keseluruhan daya
penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai (http://www.kajianpustaka.com/2013/04/motivasi-belajar.html#.UdOmJDul5s8)
9.
Pengutupan
dari CD-ROM, yang saat ini beredar cukup banyak, termasuk kitab-kitab klasik
islam juga dapat dilakukan dengan menyebutkan judul lengkap CD-ROM dan tahun
pembuatannya. Contoh : (Mausu’ah al-Hadits al-Syarief [CD-ROM]:1998)
I.
Penggunaan Gelar dan Jabatan Akademik
Penggunaan gelar dan jabatan akademik (seperti Drs, M.S, Dr, Ph.D,
S.H dan lain-lain) tidak boleh dicantumkan dalam isi pembahasan dan hanya boleh
dicantumkan pada bagian muka, ayitu dalam lembar persetujuan, pengesahan,
riwayat hidup, dan kata pengantar.
J.
Persyaratan Teknis
Ada
beberapa ketentuan yang harus diikuti dalam bagian ini, yaitu :
1.
Jumlah
baris pada setiap alinea minimal terdiri dari dua baris. Baris pertama ditulis
pada ketukan ke enam dari batas margin kiri.
2.
Perpindahan
pada alinea baru hanya dilakukan jika gagasan pembicaraan beralih dari apa
dibicarakan pada alinea sebelumnya
3.
Jarak
antara baris satu dengan baris yang lain dalan isi bab (kecuali kutipan
langsung), kata pengantar dan daftar isi adalah dua spasi. Sedangkan untuk
ikhtisar dan daftar pustaka ditulis dengan jarak satu spasi
4.
Karakter
hurup yang digunakan dalam penulisan skripsi adalah Roman 10 atau San Serif 10
(untuk program WordStar), atau Courir 10 (untuk mesin tik IBM), atau Times News
Roman 12 (untuk program MS Word)
5.
Penulisan
bab harus menggunakan hurup kapital semua tanpa menggunakan titik dan garis
bawah. Setiap hurup awal dari sub bab menggunakan huruf kapital, kecuali kata
depan dan sambung
6.
Kerangka
penomoran dari mualai bab, sub bab dan penomoran yang lebih rinci adalah seperti
pada contoh berikut ini
7.
BAB I
JUDUL BAB
A.
Sub
Bab
1.
Sub-sub
Bab
d.
...................................
1)
......................................
a)
............................................
(1)
....................................................
(a)
...........................................................
2.
Sub-sub
Bab
B.
Sub
Bab
dst
7.
Penomoran
halaman pada bagian muka, menggunakan angka romawi kecuali (i, ii, iii, iv
....) sedangkan penomoran dari halaman BAB I sampai bab terakhir menggunakan
nagka bahasa arab (1,2,3,4,5,.......)
8.
Penempatan
nomor halaman ditentukan sebagai berikut :
a.
Untuk
halaman yang memuat judul bab, nomor halaman ditempatkan dibagian bawah naskah
dan diletakan ditengah (center)
antara margin kiri dan margin kanan. Jarak antara naskan dan nomor halaman
adalah 1 cm
b.
Untuk
halaman selain ketentuan di atas, ditempatkan di atas naskah
9.
Skripsi
yang telah dimunaqasyahkan dan telah direvisi, selanjutnya digandakan minimal
sebanyak 4 eksemplar, masig-masing akan diserahkan kepada fakultas, ketua
jurusan, perpustakaan, dan mahasiswa yang bersangkutan
BAB VI
PENUTUP
Pedoman
penyusunan skripsi dilingkungan Ash-Shofa Manonjaya ini disusun sebagai bahan
acuan bagi mahasiswa yang akan menyusun skripsi. Namun demikian karena buku
pedoman ini lebih banyak memuat ketentuan teknis, maka untuk lebih memperdalam seluk-beluk penelitian,
mahasiswa masih harus mendalami meteri kuliah metode penelitian yang juga
disampaikan di bangku kuliah.
Langganan:
Postingan (Atom)